Ikhtiar dan doa seorang tukang becak berbuah manis..

Pada kesempatan kali ini kami akan melanjutkan postingan kisah inspiratif di balik perjuangan seorang muslim untuk menunaikan ibadah haji, kali ini yang akan kita kisahkan adalah seorang tukang becak dari Jember, Jawa Timur.



Jika Allah menghendaki, tidak ada yang tidak mungkin. Pasti akan terjadi. Abdullah (65), warga Dusun Klanceng, Desa Ajung, Kecamatan Ajung, Jember, Jawa Timur, yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang becak dengan penghasilan tak menentu akhirnya berangkat haji.

"Setiap hari, biasanya saya dapat Rp 15.000-20.000," kata Abdullah. Namun, pada 7 Oktober 2013, dia menjadi salah satu calon jemaah haji yang bertolak ke Tanah Suci. Dia berangkat dengan kelompok penerbangan 62 Jember.

Abdullah yang memulai tekadnya untuk bisa berhaji sejak 1987, tekun menabung selama 26 tahun. "Saya kalau nabung tidak setiap hari, kadang tiga hari (sekali), bahkan jika tidak ada yang sisa menarik becak, saya baru satu minggu menabung. Itu pun sekali menabung saya hanya Rp 25.000," kenangnya.

Ayah tiga orang anak ini mengaku sudah lama menjadi tukang becak. Bahkan, sejak masih beranjak remaja, ia sudah belajar mengayuh becak dari orangtuanya. "Kalau saya sih waktu belum lulus SD sudah belajar ngayuh becak," ujar dia.

Niat Abdullah untuk menunaikan ibadah haji rupanya terwujud. Pada 2009, dia mendaftar pemberangkatan haji ke Kantor Kementerian Agama Jember. "Saat itu, saya mendaftar dengan uang Rp 25 juta," tutur dia.

Meski sudah mendaftarkan diri, Abdullah tetap meneruskan kebiasaannya menabung. "Saya nabung terus karena uangnya kan masih kurang (untuk ongkos haji)," ujar dia. Ketekunan itu berjawab. "Kuncinya hanya satu, niatnya harus sungguhan dan selalu berdoa kepada Allah SWT, lalu kita berusaha," pesannya.

Bahan Tertawaan

Niat Abdullah untuk naik haji rupanya hanya jadi bahan tertawaan orang. Sebab, pria yang kini berusia 57 tahun itu hanya bekerja sebagai pengayuh becak. Namun, niat pria asal Jember, Jawa Timur, itu kini menjadi kenyataan. Dia naik haji pada tahun 2013 ini dengan biaya sepenuhnya dari hasil seperempat abad menabung. "Alhamdulillah saya bisa naik haji tahun ini setelah puluhan tahun, mulai 1987 menabung sedikit demi sedikit dari hasil mengayuh becak yang tidak seberapa," tutur Abdullah.

Keinginan bapak 3 anak itu sangat kuat untuk menunaikan rukun Islam kelima. Dia tidak peduli dengan teman-teman yang mentertawakan niatnya karena menganggap cita-cita itu mustahil.

Keinginan Abdullah untuk naik haji mendapat dukungan dari almarhum istrinya semasa hidup, sehingga uang hasil mengayuh becak disisihkan sebagian oleh istrinya dan ditabung di salah satu bank milik pemerintah.

"Penghasilan sebagai tukang becak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, namun saya bersama almarhum istri tetap menyisakan uang receh sisa dari belanja kebutuhan keluarga untuk ditabung," papar Abdullah. Perasaan senang bercampur haru dirasakan oleh Abdullah saat mengetahui dirinya bisa menunaikan ibadah haji tahun ini.

Komentar